-->
U2FsdGVkX1/jDh9euO/3zAMMQOTJyRgBcE/eQdanT5RUTmXkx8OTOIx4cYMei6B8Yj1D8kcoFuG3vMBW4GQmrA==


“This ia just two friends going out together. This is just two strangers who decided to going out together.” (Hal. 47)


Penulis: Ardelia Karisa
Editor: Septi Ws
Desainer Kover: Teguh
Ilustrasi isi: Cynthia
Penata isi: Tim Desain Broccoli
Penerbit: Grasindo
Cetakan: Pertama, Maret 2016
Jumlah hal.: xvi + 201 halaman
ISBN: 9786023753758
“You realize that you’re always leaving me by this time? The first time we met, the second time, now.”
“I’m such a Cinderella,” kataku singkat menanggapi kalimatnya itu.
“Maybe. But I’m not a stupid prince.”
“Why the prince is stupid?”
“Well, he told Cinderella that he’s in love with her, but he forgets how she looks and has to put a shoe on every girl in the kingdom.” Sangat masuk akal. Tapi, sayangnya aku tidak sepintar itu untuk menyadarinya.
“If I fall in love with a girl I’ll never forget how she looks. And I know exactly where to find her.”

Charvi Adipraman tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Nicolas Moreau – seorang ekspatriat Perancis yang tinggal di Jakarta – mengantarkannya pada ide kencan satu hari penuh. Charvi bertemu Nic tepat satu hari sebelum ia terbang ke Paris untuk mengejar mimpi. Hari itu untuk kali pertama ia mengku jatuh cinta kepada laki-laki yang baru saja ia kenal – suatu hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.

Berpegang pada rasa saling percaya, Charvi dan Nic berjanji untuk bertemu lagi satu tahun kemudian di tempat yang sama. Namun, satu tahun adalah waktu yang lama. Satu tahun bisa mengubah apa saja, termasuk cinta. Masihkah Charvi menjaga perasaannya untuk Nic setelah keduanya terpisah jarak dan waktu yang terbentang antara Perancis dan Jakarta?
***

“This marriage thing is not the happy ending. As you said before, it’s never ending hard work.” (Hal. xv)

Novel ini bercerita tentang Charvi dan kisah cintanya. Charvi pernah berkenalan dengan seorang ekspatriat dari Perancis, Nic, sehari sebelum ia berangkat ke Perancis. Sebuah keyakinan membuat Charvi memutuskan hal yang membuat Charvi dan Nic bertemu. Membuat mereka menghabiskan waktu bersama. Namun sayangnya semua berjalan di luar rencna Charvi. Sebab jatuh cinta tidak termasuk dalam rencana itu.

Demi mempertahankan prinsipnya sekaligus untuk menjaga dirinya dari patah hati, Charvi meminta Nic untuk “berjudi” dengan nasib. Mereka tidak saling bertukar nomor kontak. Mereka tidak bisa saling berkabar. Cukup datang tepat setahun kemudian di tempat mereka pertama kali bertemu. Jika memang mereka ditakdirkan untuk bersama, maka mereka pasti bertemu.

Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Apakah takdir sekali lagi mempertemukan mereka? Bagimana kehidupan mereka setelahnya?

“.... Harusnya aku sadar dari awal kalau ‘terlalu sempurna’ itu cuma kamuflase dari hal buruk yang terpendam.” (Hal. 58)
Baca selengkapnya »

Safe Link Converter