-->
U2FsdGVkX1/jDh9euO/3zAMMQOTJyRgBcE/eQdanT5RUTmXkx8OTOIx4cYMei6B8Yj1D8kcoFuG3vMBW4GQmrA==



Penulis: Dy Lunaly
Penyunting: Tim Editor Fiksi
Penata Letak Sampul: Tim Desain Broccoli
Penata isi: Tim Desain Broccoli
Penerbit: Grasindo
Cetakan: Pertama, Oktober 2016
Jumlah hal: 243 halaman
ISBN: 9786023757077

Setiap benda akan patah. Termasuk hati.
Walau sudah delapan tahun berlalu, hati Illa masih patah dan jiwanya rusak. Sampai detik ini dia masih tidak memiliki kepercayaan diri untuk kembali berurusan dengan cinta. Bukan tanpa alasan, dia takut untuk kembali terluka, mental dan fisik.

Illa menjalani hidupnya dengan membuka sebuah toko bernama My Ex-Boyfriend di sudut jalan Braga. Toko yang menarik perhatian banyak orang karena tokonya khusus menjual barang pemberian dari mantan. My Ex-Boyfriend tidak pernah sepi membuat hidupnya cukup sibuk dan untuk sesaat dia berhasil melupakan sesuatu bernama cinta.
Hingga seorang pria tidak sengaja hadir dalam hidupnya.

Mungkinkah hati yang tidak hanya sudah patah melainkan berderai mampu kembali utuh?
Mungkinkah rasa percaya yang sirna karena pengalaman buruk mampu kembali untuk percaya?

Pada akhirnya, akankah tragedi menghasilkan bahagia?

***
Novel ini berkisah tentang tokoh Illa yang pernah menjadi korban kekerasan dalam berpacaran. Fenomena yang kini semakin marak terjadi. Sering kali perempuan yang menjadi korban kekerasan ini tidak hanya mengalami luka fisik, mereka juga mengalami luka batin. Membuatnya kehilangan kepercayaan diri juga membuat mereka sulit percaya bahwa ada cinta yang penuh kelembutan dan kasih sayang di luar sana. Cinta yang menjaga dan tidak menyakiti.

Illa mencoba menata kembali hidupnya. Ia membuka toko My Ex-Boyfriend di ruas jalan yang jadi saksi sejarah panjang kota Bandung. Jalan Braga. Jalan itu pun kemudian menjadi saksi bagi kisah cinta milik orang tua Illa. Dan kini Jalan Braga kembali menjadi saksi bagi kisah Illa sendiri.

Pertemuan Illa dengan Pandu membuat Illa harus berhadapan dengan ketakutannya sendiri. Ia masih belum mampu percaya bahwa ada cinta lain untuknya. Parahnya, ia bahkan tidak bisa memercayai dirinya sendiri, bahwa ia cukup baik dan berhak bahagia. Bahwa bukan dia yang memicu Danang, mantan kekasihnya, menjadi “tukang pukul”.

Nah, sanggupkah Illa mengobati rasa traumanya? Sanggupkah Pandu meyakinkah Illa bahwa apa yang mereka miliki berhak dipercaya oleh Illa? Dan sanggupkah Illa menghadapi kenyatan ketika Danang, mimpi terburuknya, hadir kembali di hadapannya?
***

Tidak banyak yang ingin saya komentari tentang novel ini. Saya takut subjektivitas saya akan sangat mewarnai ulasan ini. Mengingat saya sudah menjadi bagian dari naskah ini sejak awal. Sejak ia masih menjadi embrio. Sejak ia bahkan tidak direncanakan oleh Mbak Dy.
Baca selengkapnya »

Safe Link Converter