“Chaty, jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru. ....” (Hal. 278)
Penulis: Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Layout: Alfian
Penerbit: Republika
Cetakan: I, Oktober 2016
Jumlah hal.: vi + 524 halaman
ISBN:9786020-822341
Terima kasihu untuk kesempatan mengenalmu,
itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku.
Cinta memang tidak perlu ditemukan,
cintalah yang akan menemukan kita.
itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku.
Cinta memang tidak perlu ditemukan,
cintalah yang akan menemukan kita.
Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali,
aku tidak akan menangis karena suatu telah berakhis,
tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.
aku tidak akan menangis karena suatu telah berakhis,
tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.
Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi.
Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir.
maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.
Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir.
maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.
***
“... Kamu adalah anak seorang pelaut tangguh. Bersabarlah dalam setiap perkara.” (Hal. 95)
Novel ini dibuka dengan penugasan Zaman Zulkarnaen, pemuda asal Indonesia yang menjadi associate di Thompson & Co. yang memiliki nama besar dan melegenda dalam dunia hukum khususnya dalam hal hukum waris. Kali ini ia harus menangani warisan dari seorang perempuan yang menghabiskan hidupnya di panti jompo padahal ia memiliki uang senilai satu miliar pounsterling. Zaman harus menelusuri kehidupan Sri Ningsih demi bisa menemukan ahli waris yang tepat bagi harta yang sangat besar tersebut.
Ini kemudian membawa Zaman dalam sebuah perjalanan panjang dan sarat makna. Ia menelusuri kehidupan Sri sejak lahir hingga akhirnya meninggal dunia. Ini membawanya mengunjungi Pulau Bungin, Surakarta, Jakarta, London hingga Paris. Membuat Zaman mengikuti kisah pilu Sri Ningsih namun sekaligus belajar tentang kesabaran dan kemampuan untuk bangkit dari kisah perempuan tersebut.
Namun pada akhirnya pencarian Zaman ini terbentur banyak hal. Membuat warisan Sri Ningsih terancam akan jatuh ke pihak lain. Membuat Sri Ningsih tidak bisa mendapatkan keadilan.
Berhasilkan Zaman menemukan ahli waris Sri Ningsih yang sah? Jika tidak adakah surat wasiat yang disembunyikan oleh Sri Ningsih yang bisa menjadi petunjuk atas keinginan perempuan tegar tersebut terkait pembagian harta yang ditinggalkannya?
Baca selengkapnya »